Laman

Rabu, 03 Maret 2010

Baiturrahman Mosque ( Banda Aceh )

        Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang terletak di pusat Banda Aceh. Masjid ini merupakan masjid sebelumnya Kesultanan Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu masjid termegah di Asia Tenggara. Masjid ini terletak di pusat kota Banda Aceh, yang berdekatan dengan pasar tradisional Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia. Masjid yang menempati kira-kira empat hektar ini arsitektur indah dan unik, memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan berlantai marmer di buatan Italia, luas mencapai 4.760 m 2, dan dapat menampung hingga 9.000 jama'ah. Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rumput yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon-pohon palem yang tumbuh di atasnya.
            Masjid Raya Baiturrahman adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme Aceh.Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), dan pusat pendidikan ilmu agama di kepulauan itu. Pada waktu itu banyak murid dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Persia yang datang ke Aceh untuk belajar agama . Masjid ini merupakan saksi sejarah Aceh. Masjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh ketika perang dengan Belanda (1873-1904). Dalam peristiwa Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada waktu itu, Mayor Jenderal Khohler ditembak mati di dahi oleh tentara di Aceh di halaman Masjid Raya. Untuk memperingati peristiwa ini, dibangun sebuah monumen kecil di depan Masjid Sultan ke kiri, di bawah pohon agak ketapang. Enam tahun kemudian, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid ini peletakan batu pertama tahun 1879. Hingga saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan (1879-1993).
            Peristiwa sejarah yang terakhir adalah terjadinya bencana tsunami 24 Desember 2004. Ketinggian dan menuangkan air hingga 2 meter tsunami yang hampir menggenangi ruangan dalam Masjid Raya, seorang saksi sejarah bagi kebanyakan orang yang selamat ketika ia berlindung di Masjid Raya. Setelah air tsunami surut, di Masjid Sultan menjadi tempat meletakkan ribuan jenazah korban tsunami. Ketika Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, dan Belanda pada tahun 1875 untuk membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya. Ini masjid berkubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Masjid ini kemudian diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959-1968). Masjid ini adalah salah satu masjid paling indah di Indonesia, yang memiliki bentuk bagus, ukiran yang menarik, halaman luas dan sangat dingin ketika ruangan itu di mesjid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar